Beranda | Artikel
Dilarang Nge-charger HP di Masjid?
Senin, 2 Oktober 2017

Hukum Nge-charger HP di Masjid

Tanya ustadz, saya sering mendapati jamaah ngecas hape dimasjid waktu istirahat. Apakah boleh ngecas HP di masjid? Terima kasih

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Abdullah bin Mughaffal Radhiyallahu ‘anhu, beliau bercerita,

أَصَبْتُ جِرَابًا مِنْ شَحْمٍ يَوْمَ خَيْبَرَ قَالَ فَالْتَزَمْتُهُ فَقُلْتُ لَا أُعْطِي الْيَوْمَ أَحَدًا مِنْ هَذَا شَيْئًا قَالَ فَالْتَفَتُّ فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَبَسِّمًا

Ketika perang Khaibar saya menemukan lemak satu wadah, lalu akupun menyimpannya dan aku berkata, “Saya tidak akan memberikan ini kepada siapapun.” Lalu aku menoleh, ternyata ada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatku sambil tersenyum. (HR. Muslim 1772).

Dalam riwayat lain, dari Ibnu Umar pernah bercerita,

كُنَّا نُصِيبُ فِي مَغَازِينَا الْعَسَلَ وَالْعِنَبَ فَنَأْكُلُهُ وَلَا نَرْفَعُهُ

Ketika di medan perang, kami mendapatkan madu dan anggur, lalu kami mengkonsumsinya tanpa melaporkannya. (HR. Bukhari 3154)

Ketika membawakan hadis ini, Bukhari membuat judul Bab:

ما يصيب من الطعام في أرض الحرب

“Makanan yang didapatkan di medan perang.”

Aturan yang berlaku dalam fiqh jihad, harta apapun yang didapatkan pasukan, tidak boleh dimanfaatkan secara pribadi sebelum izin ke pemimpin. Karena harta ini milik umum, seperlimanya untuk kemaslahatan umat dan sisanya harus dibagi ke seluruh pasukan. Namun bolehkah hal-hal kecil, seperti makanan, dimanfaatkan pasukan sebelum dibagi?

Al-Hafidz al-Aini – rahimahullah – dalam syarh Shahih Bukhari menjelaskan,

هذا باب في بيان حكم ما يصيب المجاهد من الطعام في دار الحرب هل يؤخذ منه الخمس أو هل يباح أكله للغزاة؟ وفيه خلاف، فعند الجمهور: لا بأس بأكل الطعام في دار الحرب بغير إذن الإمام ما داموا فيها فيأكلون منه قدر حاجتهم

Bab ini berisi penjelasan tentang hukum makanan yang didapatkan mujahid di medan jihad, apakah harus dikeluarkan seperlimanya atau boleh langsung dimakan para peserta perang?

Ulama berbeda pendapat. Menurut jumhur ulama, ‘Tidak masalah langsung mengkonsumsi makanan di medan perang, tanpa harus izin panglima, selama mereka berada di medan perang. Mereka makan sesuai kebutuhan mereka.’

Lalu beliau melanjutkan pendapat yang lain,

وقال الزهري: لا يأخذ شيئا من الطعام وغيره إلا بإذن الإمام، وقال سليمان بن موسى: يأخذ إلا أن ينهى الإمام

Menurut az-Zuhri, “Tidak boleh mengambil makanan atau yang lainnya tanpa seizin dari pemimpin.” Sementara Sulaiman bin Musa mengatakan, “Boleh mengambil, selama tidak dilarang pemimpin.” (Umdatul Qari, 15/76).

Listrik di Masjid

Listrik di masjid, yang mendanai adalah jamaah. Peruntukan dana itu untuk kemaslahatan masjid. Posisi takmir sebagai pelaksana. Bagaimana jika ada jamaah yang memanfaatkan sebagian? Seperti nge-charger hp di masjid?

Syaikh Dr. al-Fauzan pernah ditanya tentang hal ini. Jawaban beliau,

إذا كان القائمون على المسجد يمنعون من شحن الجوال فلا يجوز ، أما إذا كانوا ما يمنعون فلا مانع ذلك فهو شيء يسير ما يكلف شيء ، لكن إذا كانوا يمنعون فلا تشحنه من المسجد

Jika takmir masjid melarang men-charge hp, maka tidak boleh men-charge HP di masjid. Namun jika mereka tidak melarang, maka tidak masalah untuk melakukannya. Karena ini hanya sebentar, tidak membebani. Dan jika mereka melarang, jangan nge-charge HP di masjid. (http://www.al-amen.com/vb/showthread.php?t=14407)

Fatwa beliau ini berdasarkan pendapat Sulaiman bin Musa sebagaimana penjelasan yang disebutkan al-Aini di atas. Karena listrik yang digunakan untuk nge-charge hp sangat sedikit, dan itu tidak membebani masjid. Sehingga insyaaAllah tidak masalah. Di masjidil haram, ketika musim i’tikaf, banyak sekali jamaah itikaf yang nge-charge hp. Dan ini dibiarkan oleh lajnah masjid (takmir).

Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)


Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/30281-dilarang-nge-charger-hp-di-masjid.html